Terkadang, kita gak perlu banyak orang buat ngasih berjuta saran dan solusi. Kita cuma butuh seseorang yang mau mendengarkan cerita kita dari awal sampe akhir. Cerita sedih, bahagia, bimbang, semuanya. Karena kelegaan sebenarnya bukan berasal dari saran yang mereka berikan, kelegaan itu berasal dari perhatian mereka saat mendengarkan cerita kita.
Di jaman yang serba maju ini, kita bisa mudah mendengarkan curhatan seseorang melalui berbagai media. Via telepon atau video call, misalnya. Meskipun tidak ada skinship, kita tetap bisa mendengarkan cerita orang lain. Tapi sayangnya, kemudahan ini justru sering dijadikan alasan untuk menganggap remeh cerita seseorang. Sebagai contoh, ketika kita sedang curhat dengan seoirang teman namun dia malah sibuk sendiri dengan ponselnya.
Sebel. Kesel. Kecewa. Tapi nggak bisa ngapa - ngapain. Mending nggak usah cerita sekalian daripada lagi serius - seriusnya cerita eh malah enggak diperhatiin gitu.
As a survivor myself, it is still hard to find someone who truly cares about you mentally. Most people want to know what’s going on bu they rarely give a damn. Curiosity kills a cat, they say. But I know for sure sometimes it’s better to write my emotions on my journal than talk about it to other people. I’m not saying I won’t share my story, yang udah kenal sama gue pasti tau kalo gue suka cerita apalagi tentang yang berbau kesehatan jiwa. Sebagai seseorang yang used to bottle things up, ngungkapin apa yang kita rasain emang lebih sehat dan dianjurkan oleh tenaga profesional.
Semua orang punya emosi, baik itu yang positif maupun negatif. Ada yang bilang kalo semua emosi itu baik tapi gue gak setuju. Beberapa emosi memang ada dampak positif such as happiness. Tapi beberapa emosi justru punya negative traits such as rage and sadness. If you happen to experience rage, you will notice that things may get blurry and everything seems to be wrong. Begitu juga sebaliknya, ketika kita ngerasa bahagia, hal-hal di sekitar kita jadi menyenangkan.
Here’s a tip for you; kalo seseorang udah mau terbuka dengan kita, please listen to them tentatively. Who knows we are the last call who can help their lives? Dengarkan saja mereka, dengarkan dengan penuh kesadaran bahwa kita adalah orang terpilih yang mereka jadikan sandaran dalam hidup. Dan untuk kalian yang sudah menjadi pendengar yang baik, terima kasih. Thank you for listening.
Kisses,
Dee